Saat ini, pengajaran bahasa Inggris di Indonesia menjadi sangat penting. Hal ini tidak hanya disebabkan karena bahasa Inggris masih menjadi bahasa yang paling banyak dipakai di dunia, namun karena pemerintah telah menjadikan pelajaran bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib di sekolah menengah, baik SMP dan SMA. Selain itu, pemerintah menetapkan tujuan yang spesifik dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensidasar) bahwa siswa harus dapat menggunakan bahasa dalam literasi tertentu berdasarkan tingkat pendidikan mereka. Untuk memenuhi target tersebut, beberapa sekolah memfasilitasi para siswa mereka dengan kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris karena guru tidak dapat bergantung hanyapada pengajaran bahasa Inggris di kelas formal karena waktu sangat terbatas. Membentuk kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris tampak menguntungkan karena para siswa akan memiliki lebih banyak waktu dan eksposur lebih banyak tentang bahasa Inggris. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk mengakui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris.
Untuk memperoleh data, desain penelitian deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Subyek penelitian adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Bahasa Inggris contohnya di SMPN 2 Pandaan. Data yang dikumpulkan peneliti adalah tujuan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris, fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris, media dan materi belajar dalam kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris, teknik mengajar yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler bahasa inggris, dan pendapat para siswa mengenai kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris. Data diperoleh dengan menggunakan wawancara, kuesioner, catatan lapangan, dan dokumentasi.Data dianalisis secara deskriptif. Data yang dijelaskan kemudian dituangkan ke dalam beberapa kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris di SMPN 2 Pandaan. Mereka adalah English Club and Pembinaan. Setiap kegiatan memiliki tujuan yang berbeda. English Club memiliki tujuan untuk mempersiapkan siswa untuk hari bahasa Inggris dan Pembinaan memiliki tujuan untuk mempersiapkan siswa untuk kompetisi bahasa Inggris atau Olimpiade. Fasilitas yang disediakan untuk duakegiatan tersebuthampir sama. Fasilitastersebut adalah laboratorium bahasa, perpustakaan, dan sebuah ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar. Media yang digunakan di English Club dan Pembinaan sebagian besar berupa technical media seperti LCD, laptop, proyektor, dan speaker. Instruktur memilih media dengan mempertimbangkan bahan yang akan diajarkan. Materi yang diajarkan di English Club didasarkan pada standar isi untuk SMP dan materi yang diajarkan di Pembinaan didasarkan pada materi Olimpiade bahasa Inggris. Sayangnya, materi yang di ajarkan di English Club tidak sejalan dengan tujuan pendirian program. Teknik pengajaran yang diterapkan di English Club terdiri dari tiga controlled techniques, empat semi controlled techniques, dan dua free techniques.
Controlled techniques terdiridari (1) setting, (2) dialogue/narrative recitation, and (3) review. Semi controlled techniques terdiridari (1) brainstorming, (2) cued narrative dialogues, (3) information transfer, and (4) wrap-up. Free techniques terdiridari (1) role play, (2) games, (3) discussion, and (4) a propos. Sementara itu, teknik pengajaran yang diterapkan di Pembinaan terdiri dari sembilan controlled techniques, tiga semi controlled techniques, dan dua free techniques. Controlled techniques terdiriatas(1) setting, (2) organizational, (3) content explanation, (4) dialogue or narrative presentation, (5) reading aloud, (6) checking, (7) question answer, (8) review, and (9) testing. Semi controlled techniques terdiriatas (1) story-telling, (2) question answer, and (3) wrap up. Free techniques terdiriatas (1) role plays and (2) propos. Pendapat para siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris baik. Para siswa senang bergembira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar